Pimpinan Pusat Muhammadiyah Terima Tanah Wakaf Untuk Pembangunan Asrama PUTM

Dipublikasikan oleh putm pada

PUTMPPMUHAMMADIYAH.ORG, YOGYAKARTA – Memajukan lembaga perkaderan ulama merupakan agenda penting bagi Muhamamdiyah. Di tengah krisis ulama saat ini, menyiapkan “kopasusnya Muhammadiyah” adalah bentuk ikhtiar untuk menyiapkan masa depan umat yang tercerahkan.


Keinginan mencetak kader tersebut berusaha diwujudkan oleh Badan Pembina Harian (BPH) Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) dengan menyiapkan sarana gedung asrama mandiri sebagai tempat tempaan kader. Keinginan pembangunan asrama ini direncanakan dibangun di desa Bugisan, Prambanan di atas wakaf dari bapak Muhtar Hadi. Fahmi Muqaddas mengatakan, sebelumnya BPH PUTM dihubungi pewakif agar segera dilakukan serah terima surat-surat dan sertifikat resmi tersebut kepada BPH PUTM. BPH PUTM hanya wasilah, yang berhak menerima adalah Pimpinan Pusat Muhammadiyah.


Serah terima tersebut dihadiri oleh unsur Pewakif, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, BPH PUTM dan Pimpinan PUTM yang diadakan di ruang rapat kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Cik Ditiro, Selasa (12/05).


Selain itu, dalam rangka menyukseskan pembangunan gedung PUTM Putri di Prambanan, Fahmi Muqaddas dan istri bersepakat untuk menyerahkan sebidang tanah di desa Tajem, Maguwoharjo, Sleman seluas 1420 meter persegi. Fahmi menyampaikan bahwa ini adalah kesepakatan saya dan istri untuk menyerahkan tanah yang sejatinya amanah Allah itu kepada Pimpinan Pusat Muhamamdiyah supaya selanjutnya bisa dimanfaatkan dalam rangka untuk membangun pergedungan PUTM Putri.
“Atas nama BPH PUTM, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Pimpinam Pusat Muhamamdiyah karena telah mengizinkam acara ini di tengah-tengah suasan lockdown”, ungkap Fahmi.


Fahmi juga menambahkan bahwa apa yang dilakukan PUTM ini adalah upaya untuk memfasilitasi anak-anak didik kami. Selain dari tanah wakaf ini, PUTM sebenarnya juga mempunyai asrama-asrama yang sudah di tempati, ada di Kaliurang, Pakem, Tundan dan Mergangsan. Kesemuanya itu bukanlah tanah sendiri atau gedung mandiri, namun sewa kepada orang lain. Oleh karena itu dimomen ini mudah-mudahan dapat ditindaklanjuti oleh Pimpinan Pusat Muhamamdiyah.
“Bagaimana langkah-langkahnya diserahkan ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar thalibat-thalibat bisa bernanung di gedungnya sendiri”, ujar Fahmi.


Pada kesempatan yang sama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqaddas mengatakan bahwa hal ini meruapakan sebuah tanda jumlah atau kualitas Muhammadiyah semakin ke depan semakin berkhidmat, termasuk di antaranya adalah mewakafkan harta yang hakikatnya milik Allah. Dalam pandangan Muhammadiyah, kalau kita mengamati perkembangan PUTM menjadi skala prioritas kedepan mengingat perlu adanya planning kader yang betul-betul. Kader yang mendalami dinnul Islam secara matang.


Wakaf ini hadir tepat pada waktunya, sekaligus sebagai pemantik Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan keluarga Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk berusaha lebih keras lagi. Agar segera dimulai pembangunan gedung PUTM Putri dengan langkah-langkah yg kongkrit di masa akhir periode ini. Mudah-mudahan bisa dipermudah oleh Allah dalam pembangunannya. Muhammadiyah dinilai oleh orang luar, disaat seperti ini masih menjaga marwahnya.
“Menjaga marwah ini juga diseimbangi dengan penyiapan kader Muhammadiyah, salah satunya pembangunan PUTM Putri ini”, tegas Busyro.


Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syamsul Anwar menyampaikan bahwa PUTM ini merupakan jantungnya Muhammadiyah, bukan karena saya dari Majelis Tarjih dan Tajdid tapi karena saya dari luar daerah Jawa. Saya berasal dari daerah yang pertama kali persemaian Muhammadiyah. Sebelum ada Muhammadiyah, di tanah Sumatera sudah ada gerakan pembaharuan Islam, makanya Muhammadiyah mudah diterima di Sumatera sampai ke laut timur Sumatera , laut natuna.


Salah satu faktor kemerosotan Muhamamdiyah adalah karena tidak adanya kader baik secara organisatoris maupun agama. Tidak hanya di pinggiran Sumatera, tapi juga di tengah-tengah Sumatera. “Oleh karena itu, upaya untuk menghidupkan PUTM sebagai kader ulama Muhammadiyah memang sangat strategis untuk perkembangan Muhammadiyah ke depan”, pungkas Syamsul Anwar. (Aji)

Kategori: Berita